KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan permintaan baterai kendaraan listrik global, mendorong investor asing ramai-ramai membenamkan investasinya di Indonesia. Memiliki sekitar 25% cadangan nikel dunia sebagai bahan baku utama baterai listrik, menyebabkan radar pemodal jumbo mengarah ke negeri ini.
Yang terbaru adalah upaya emiten tambang dari bursa efek Australia, Nickel Industries atau biasa disebut Nickel Mines, memperluas sayap bisnisnya di Indonesia. Manajemen Nickel Mines, Rabu (18/1), menyatakan sedang mengumpulkan pendanaan senilai US$ 471 juta guna mendanai akuisisi sejumlah proyek nikel di Indonesia.
Nickel Mines menyebut akan membeli 10% saham di PT Huayue Nickel Cobalt (Huayue) yang berlokasi di Indonesia sejumlah US$ 270 juta. Perusahaan itu akan membeli saham Huayue dari Newstride Development Ltd, yang merupakan anak usaha produsen nikel terbesar dunia, Tsingshan Group.