KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan blockchain merupakan dua teknologi yang paling banyak menjadi bahan pembicaraan. Banyak yang ingin menerapkan keduanya dalam berbagai bisnis.
Tapi sayang, Indonesia masih tertinggal dalam adaptasi teknologi AI dan blockchain. Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Industri Kecerdasan Artifisial (Korika), Hammam Riza mengatakan, mengatasi masalah ini memerlukan kerjasama antara akademis, industri, pemerintah, dan masyarakat.
Menurut dia, masa depan ekonomi dan masyarakat Indonesia bergantung pada kemampuan kita menyesuaikan dan mengadopsi teknologi blockchain dan kecerdasan buatan. “Kita memiliki tanggung jawab memastikan bahwa manfaat dari inovasi ini dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia,” kata Hammam, dalam keterangannya, Kamis (2/2).